TEKNOLOGI HASIL PENGOLAHAN BUAH
DURIAN MENJADI DODOL

OLEH
KELOMPOK I
1.
Dian Wahyuni (
1214 170 044 )
2.
Rati Palloan (
213 170 066 )
3.
Retno Sari M (
213 170 052 )
4.
Nur Afni (
213 170 056 )
5.
Lismayanti (
213 170 062 )
6.
Jumi (
213 170 071 )
PROGRAM STUDI
AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PAREPARE
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas ijin-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan t makalah ini. Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarganya, para
sahabatnya dan semoga semua umatnya.
Makalah ini dibuat dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
tugas yang disampaikan oleh yang terhormat Ibu Nur Ilmi, M.Si pada mata kuliah
yang disampaikan adalah Teknologi Hasil Pertanian.
Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada
makalah ini. Akhirnya kami hanya dapat berharap mudah-mudahan makalah dapat
bermanfaat. Amin
Parepare,
23 Maret 2015
Kelompok
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1.
Latar Belakang................................................................................... 1
1.2.
Maksud dan
Tujuan Percobaan.......................................................... 2
1.3.
Prinsip
Percobaan............................................................................... 2
1.4.
Manfaat
Percobaan............................................................................. 2
BAB II Tinjauan
Pustaka............................................................................ 3
2.1.
Teori Umum....................................................................................... 3
2.2.
Uraian Bahan...................................................................................... 4
2.3.
Uraian Sampel.................................................................................... 5
2.4.
Prosedur Kerja.................................................................................... 6
BAB III METODOLOGI
PERCOBAAN................................................. 7
3.1. Alat dan Bahan....................................................................................... 7
3.2. Cara Kerja............................................................................................... 7
3.3. Pembahasan Cara Kerja........................................................................... 8
3.4. Teknologi yang digunakan...................................................................... 9
BAB IV PENUTUP (Kesimpulan)................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dodol merupakan makanan tradisional yang cukup popular dibeberapa daerah Indonesia. Dodol diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dodol yang diolah dari
buah-buahan dan dodol yang diolah dari tepung-tepungan, antara lain tepung
beras dan tepung ketan. Saat ini dodol lebih dikenal dengan nama daerah asal
seperti dodol garut, dodol kudus atau jenang kudus, gelamai Sumatra barat dan
Kalimantan, dodol buah-buahan seperti dodol apel, dodol stroberi, dodol pepaya, dan sebagainya.
Dodol buah terbuat dari daging buah matang yang dihancurkan, kemudian
dimasak dengan penambahan gula dan bahan makanan lainnya atau tanpa penambah bahan makanan lainnya. Sesuai dengan defenisi tersebut maka dalam pembuatan dodol buah-buahan
diperbolehkan penambahan bahan lainnya, seperti tepung ketan, tepung tapioca,
tepunng hunkue, bahan pewarna, maupun bahan pengawet. Bahan-bahan yang ditambahkan harus sesuai dan tidak boleh lebih dari aturan
yang telah ditentukan.
Pengolahan tanaman buah yang masih asal-asalan, seperti tanpa perawatan
serta pemanenan dengan sistem tebas dan ijon menghasilkan buah yang tidak
memenuhi kriteria mutu sebagai buah
meja. Selain itu,
buah-buahan setelah dipanen memiliki daya simpan yang singkat sehingga mudah
rusak. Jumlah kerusakan buah akan meningkat jika cara panen, pengemasan, dan
pengangkutan dilakukan secara sembarangan.
Untuk pasar luar negeri., kriteria
standar mutu buah ditentukan pengimpornya, mutu buah sangant dipengaruhi oleh
tingkat ketuaan, ukuran, serta tampilan kulit buah. Buah yang sesuai standar mutu harus mulus, terbebas dari luka memar, lecet
maupun scab. Selain itu ukuran buah pun harus seragam dan sesuai dengan
kriteria yang telah ditentuakan.
Buah-buahan yang tidak memenuhi standar mutu tersebut dapat
dimamfaatkan menjadi dodol. Pengolahan buah-buahan menjadi dodol
merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang daya simpan buah dan menekan
kehilangan pasca panen pada buah-buahan.
Pada awalnya dodol digunakan pada perayaan hari besar seperti idul fitri,
perkawinan, kelahiran dan sebagainya. Akan tetapi,
saat ini dodol telah dipasarkan meluas, terutama ditempat pariwisata dengan
kemasan yang menarik. Dodol tersebut banyak dijadikan buah tangan oleh para
wisatawan, terutama wisatawan domestic. Dodol pun menjadi cirri khas pada
daerah wisatawan sehingga permintaannya akan tetap ada. Selain itu, rasa dodol
buah yang khas dan enak menjadikannya tetap diminati. Tentu saja kondisi tersebut memberikan peluang pengembangan bisnis dodol
buah. Bila mutu
dodol yang dihasilkan baik, enak rasanya, dan kemasannya menarik, masih terbuka
juga peluang untuk pasar antar pulau dan pasar luar negeri.
1.2. Maksud
dan Tujuan Percobaan
I.2.1. Maksud Percobaan
Mempelajari
cara pengolahan durian menjadi wajik atau dodol.
I.2.2.
Tujuan Percobaan
Mengetahui cara pengolahan
durian menjadi wajik atau dodol.
1.3.
Prinsip Percobaan
Teknik pengolahan buah durian
menjadi wajik/dodol dengan menggunakan buah durian yang masak dan harum dengan
proses pemisahan daging buah dan kulitnya, penghalusan, pencampuran dengan gula
ganting, pemanasan/pemasakan selama 1 jam, dan pengadukan secara terus-menerus.
Selanjutnya, dodol/wajik dikemas dengan kertas minyak sehingga menghasilkan
produk yang berkualitas.
1.4. Manfaat Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui proses pengolahan durian menjadi wajik atau dodol
serta dapat meningkatkan nilai tambah pada durian dan memperpanjang daya simpan produk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Teori Umum
Durian (Durio zibethinus Murray) adalah nama tumbuhan tropik yang berasal dari
Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari
ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai
duri. Varian namanya yang juga populer adalah duren. Orang Sunda
menyebutnya kadu. Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama ini bukanlah spesies tunggal tetapi
sekelompok tumbuhan dari marga (genus) Durio. Namun umumnya, yang
dimaksud dengan durian biasa (tanpa imbuhan apa-apa) adalah yang memiliki nama
ilmiah Durio zibethinus. Sedangkan jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala
ditemukan di pasaran setempat di Asia Tenggara di antaranya D. kutejensis
(lai), D. oxleyanus (kerantungan), D. graveolens (durian
kura-kura atau kekura), sertaD. dulcis (lahung).( Anonim. 2008 )
Kata orang, durian berbahaya karena dapat menyebabkan peningkatan
kolesterol dalam darah. Namun, beruntunglah mereka yang menggemari dan tidak berpantang makan King
of Fruits itu. Sebab durian
sangatlah bergizi. Buah itu
mengandung vitamin B, C, E dan zat besi. Fosfor dan zat besi yang terdapat dalam durian ternyata 10 kali lebih
banyak daripada buah pisang. Kandungan gizi tiap 100 gram buah durian adalah 67
gram air, 2,5 gram lemak, 28,3 gram karbohidrat, 1,4 gram serat, 2,5 gram protein,
dan menghasilkan energi sebesar kurang lebih 520 kJ. ( Cris, 2014 )
Berbentuk pohon, berumur panjang (perenial), tinggi 27 - 40 m. Akar
tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, kulit pecah-pecah, permukaan kasar,
percabangan simpodial, bercabang banyak, arah mendatar. Daun tunggal,
bertangkai pendek, tersusun berseling (alternate), permukaan atas berwarna
hijau tua - bawah cokelat kekuningan, bentuk jorong hingga lanset, panjang 6,5
- 25 cm, lebar 3 - 5 cm, ujung runcing, pangkal membulat (rotundatus), tepi
rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas mengkilat (nitidus),
permukaan bawah buram (opacus), tidak pernah meluruh, bagian bawah berlapis bulu halus berwarna cokelat
kemerahan. ( Nanda, 2013 )
Menurut
Standar Nasional Indonesia (1992), dodol adalah produk yang dibuat dari tepung
beras ketan, santan kelapa dan gula tanpa penambahan bahan makanan dan bahan
tambahan lainnya yang diizinkan.
Dodol dibuat
dengan cara pencampuran semua bahan kemudian dimasukkan sampai tercapai aw
tertentu. Pengolahan tradisional adalah tape singkong, tauco dan lain - lain.
Pengolahan secara modern dilakukan dengan cara adsorbsi dan desobsi terhadap
bahan campur, metode maupun perlakuan selama pengolahan dapat dikendalikan
sehingga diperoleh produk dengan nilai gizi.
Di Jawa
Tengah dan Jawa
Timur, dodol disebut jenang.
Jenang lebih lembek daripada dodol, lebih basah berminyak, dan umumnya dijual
dalam bentuk lempengan. Jenang diiris sesuai permintaan pembeli. Dodol
lebih kering (kesat), dipotong dengan ukuran 2 cm×1 cm×3 cm. Pembungkus
dodol berupa plastik atau kertas roti, dan dijual dalam jumlah besar di dalam
kardus. Saat ini dodol mulai diminati konsumen dari negara lain, antara
lain Belanda, Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia (Suprapti,
Ir. M. Lies).
2.2. Uraian Bahan
1.
Gula pasir ( FI III, hal 725)
Nama resmi : SAKAROSA
Nama lain : Gula
pasir
RM/BM : C12H22O7/342,40
Pemerian : Hablur tidak berwarna, massa hablur atau sebagian warna putih; tidak berbau, rasa manis
Kelarutan : Larut dalam 2,5 bagian air dan dalam 300 bagian etanol (95%) P
Kegunaan : Sebagai pemanis dan
pengawet
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2.3.
Uraian Sampel
1. Durian
a. Klasifikasi ( Anonim, 2011 )
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus Murr
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus Murr
2. Pandan
a. Klasifikasi ( Anonim, 2011 )
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius Roxb.
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius Roxb.
3. Kelapa
b. Klasifikasi ( Anonim, 2011 )
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
2.4. Prosedur Kerja
Menurut Panduan Praktikum Teknologi Makanan dan Minuman (2014;14),
1. Dibersihkan daging durian dari kulitnya, kemudian dihaluskan dengan cara
diblender, sisihkan.
2. Dibuat gula ganting yaitu pencampuran gula merah dan gula pasir, dipanaskan
hingga mencair (agak kental) dan tercampur homogeny.
3. Setelah itu, gula ganting dicampur kelapa parut, tepung ketan dan durian
yang dihaluskan.
4. Dipanaskan campuran bahan-bahan tersebut diatas api kecil sambil terus
diaduk selama kurang lebih 1 jam.
5. Pengadukan dilakukan hingga membentuk tekstur wajik/dodol yang kental.
6. Kemudian wajik/dodol didinginkan pada suhu kamar.
7. Wajik/dodol dibungkus dengan kemasan plastik atau kertas minyak dalam
ukuran yang lebih kecil tergantung selera.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat
dan Bahan
A.
Alat
1.
Wajan
2.
Sendok Pengaduk
3.
Baskom
4.
Pisau
5.
Kompor
6.
Kemasan Kertas Minyak/ plastik
7.
Timbangan
8.
Mixer
B.
Bahan
1.
Durian 1 kg
2.
Gula Merah dan Gula Putih @1/2 kg
3.
Tepung Ketan 250 g
4.
Kelapa Parut agak muda/ kara 1000 cc
5.
Daun Pandan 1 helai
3.2. Cara
Kerja
1.
Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan.
2.
Dibersihkan
daging durian dari kulit dan bijinya.
3.
Dihaluskan
daging durian dengan mixer.
4.
Dibuat gula
ganting dengan melelehkan gula merah dan gula pasir.
5.
Ditambahkan
kelapa parut, tepung ketan, daun pandan, dan durian.
6.
Dilakukan
pengadukan secara terus menerus diatas api kecil hingga membentuk tekstur wajik
atau dodol yang kental.
7.
Didinginkan
wajik/dodol durian yang dihasilkan.
8.
Dikemas
dodol durian dalam kemasan kertas minyak.
3.3.
Pembahasan Cara Kerja
Dodol merupakan makanan tradisional yang cukup populer dibeberapa daerah di
indonesia. Dodol diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dodol yang diolah dari
campuran buah atau bahan lain dan dodol yang dibuat dari tepung ketan. Dodol
buah terbuat dari daging buah yang dihancurkan, kemudian dimasak dengan
penambahan bahan makanan atau berupa penambahan bahan makanan lainnya.
Dodol merupakan makanan yang membutuhkan keterampilan tinggi pada saat
mengolahnya. Suatu dodol dikatakan baik apabila warnanya coklat dan telah
mengeluarkan minyak serta tidak lengket pada sendok pengaduk. Hal ini sesuai
dengan literatur untuk mendapatkan hasil lempok yang baik diperlukan
ketrampilan. Pada saat memasak akan terlihat lempok yang baik warnanya coklat
dan tidak lagi lengket pada alat pengaduk.
Pada
percobaan kali ini dibuah wajik/dodol dari durian tahap pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan apa saja yang akan di
gunakan. kemudian buah durian dipisahkan
dengan bijinya. hal ini di maksdukan agar mempermudah pada pengolahan
selanjutnya. kemudian buah durian di haluskan dengan mixer. hal ini di
maksdukan agar tidak terdapat daging buah durian yang menggumpal dan
menghasilkan dodol dengan tekstur lembut. Kemudian dibuat gula ganting yaitu
pencampuran gula merah dan gula pasir, dipanaskan hingga mencair dan tercampur
homogen. Gula merah di bertujuan untuk
memberikan warna coklat pada dodol dan memberi rasa manis, serta penambahan
gula pasir bertujuaan untuk digunakan sebagai pengawet dan pemanis.setelah itu, di masukkan Kelapa parut, Tepung ketan, Durian, Daun Pandan ke dalam
wajan yang telah berisi gula ganting. yang dimana penambahan bahan-bahan
tersebut bertujuan untuk memberikan aroma yang kuat pada dodol. Kemudian adonan di panaskan di atas api kecil dengan di aduk secara
terus-menerus selama 1 jam sampai semua tercampur hingga homogen. Proses
mengentalnya dodol diakibatkan adanya gula yang sebelumnya dicairkan, setelah lama
kelamaan gula tersebut akan membentuk karamel dan akhirnya menjadi lengkat,
sehingga dihasilkanlah dodol yang kenyal.
Terakhir dinginkan wajik/dodol pada suhu kamar dan bungkus dengan kertas
minyak sesuai selera. Penggunaan kertas minyak agar dodol tidak melekat pada pembungkusnya,
sehingga dipilih wadah yang antilengket seperti kertas minyak tersebut.
Penyimpanan dodol dapat diletakkan pada lemari yang tidak mengalami
kontak langsung dengan sinar matahari dan simpan pada suhu yang sejuk. Hal ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya perubahan warna dan rasa. Umur penyimpanan
dari dodol yang masih untuk dikonsumsi yaitu 7 hari – 3 bulan pada temperatur
kamar.
3.4. Untuk
Skala Besar Meggunakan Tekhnologi Pembuatan Dodol


![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||


![]() |
|||
![]() |
|||



![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
![]() |
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Wajik Durian adalah produk yang dibuat dari tepung beras
ketan, santan kelapa dan gula tanpa penambahan bahan makanan dan bahan tambahan
lainnya yang diizinkan.
2. Wajik durian yang diperoleh memiliki
tekstur yang sedikit agak keras dan berwarna cokelat tua serta pekat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, simpenghijauan, sim-rlps.dephut.go.id.
Diakses pada tanggal 23 Maret 2015
Anonim, 2013,
klasifikasi-dan-morfologi-tanaman, http://om-tani.blogspot.com. Di akses pada tanggal 23 Maret 2015
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia
Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Fennema, O.R. 1996. Food Chemistry. 2 nd. Ed. Marcel Dekker Inc: New York.
Tim Penyusun Panduan Praktikum
Teknologi Makanan dan Minuman. 2014. Panduan
Praktikum Teknologi Makanan dan Minuman. Program Studi Farmasi FMIPA UNTAD.
Palu.
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar