MAKALAH
EKOLOGI PERTANIAN BERKELANJUTAN
“POPULASI
DAN KOMUNITAS MAKHLUK HIDUP”

OLEH
DIAN WAHYUNI
214 130 044
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PAREPARE
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalh ini tepat pada waktunya yang berjudul
“POPULASI
DAN KOMUNITAS MAKHLUK HIDUP”
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.
Parepare, 02 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah..............................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Populasi.............................................................................................. 3
B. Sifat-Sifat
Yang Dimiliki Populasi..................................................... 6
C. Komunitas......................................................................................... 8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................. 14
B. SARAN.............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ekologi adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup dan lingkungannya.
Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan
binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur,
amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak
bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain
ataupun benda mati di sekelilinganya.
Ruang Lingkup Kajian Ekologi adalah
untuk memahami batas-batas ruang lingkup kajian ekologi terlebih dahulu perlu
dipahami bagaimana sistem kehidupan di muka ini tersusun dari sistem kehidupan
terbesar (biosfer) sampai ke dalam sistem kehidupan terkecil. Antara makhluk
hidup satu dengan yang lain akan selalu terjadi interaksi. Ekosistem tersusun
atas komponen-komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Komponen itu membentuk satuan-satuan organism kehidupan. Antara individu yang
satu dengan lainnya dalam satu daerah akan membentuk populasi.
Selanjutnya, antara populasi yang satu dengan yang lainnya dalam satu daerah
akan terjadi interaksi membentuk komunitas. Hubungan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Kumpulan ekosistem
di dunia akan membentuk biosfer. Urutan satuan - satuan makhluk hidup
dalam ekosistem dari yang kecil sampai yang besar adalah Individu, Populasi,
Komunitas, Ekosistem dan Biosfer. namun pada sekian banyak susunan ekologi
tersebut, pada kesempatan ini penulis akan menyajikan makalah tentang Populasi
dan Komunitas.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas diharapkan makalah ini dapat memberikan
kita imformasi tentang :
a. Pengertian dari polulasi
b. Sifat
– sifat yang dimiliki populasi
c. Komunitas
d. Nama
Komunitas
e. Macam-macam Komunitas
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti
penduduk. Didalam pelajaran ekologi, populasi adalah sekelompok individu yang
sejenis. Apabila kita membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu
yang dibicarakan dengan menentukan batas – batas waktunya serta tempatnya.
Jadi, populasi adalah Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah
dan waktu tertentu.
Populasi adalah
sekelompok makhluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup pada suatu
wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya saja tanaman padi
di persawahan begitu juga dengan perumputan atau serangga yang ada.
Ahli ekologi
memastikan dan menganalisis jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan
antara masing-masing spesies dan kondisi lingkungan.
B. Sifat – sifat yang dimiliki populasi
1. Kerapatan atau
kepadatan.
Kerapatan lazim digunakan pada
tumbuhan, sedangkan kepadatan biasanya digunakan pada manusia. Populasi
organisme pada suatu daerah tidak akan tetap dari waktu ke waktu berikutnya.
Jika jumlah populasi suatu jenis berubah, kepadatan populasinya juga akan
berubah. Ada dua hal yang mempengaruhi perubahan kepadatan populasi organisme
pada suatu daerah.
Adanya
individu yang datang, yaitu individu yang lahir dan yang datang dari tempat
lain atau imigrasi.
· Adanya individu
yang pergi, yaitu individu yang mati daan yang pergi pindah ke tampat lain atau
emigrasi.
Apabila luas suatu daerah tetap dan
jumlahnya individu yang datang lebih besar daripada yang pergi maka kepadatan
populasi akan mengecil. Pada suatu daerah yang tersedia cukup ruang dan makanan
akan cenderung mendorong bertambahnya jumlah individu. Hal itu akan
meningkatkan jumlah populasi sekaligus meningkatkan kepadatan populasi.
Meningkatnya jumlah populasi organisme pada suatu daerah akan menyebabkan terjadinya
pertumbuhan populasi. Pertumbuhan populasi akan terus berlangsung selama
lingkungan mampu menunjang kehidupan. Apabila populasi sudah mencapai titik
maksimum atau melebihi daya dukung lingkungan akan menurun.
Kecepatan pertumbuhan populasi pada
dasarnya bergantung pada rasio antara natalitas dengan mortalitas. Apabila
natalitas lebih besar dari pada mortalitas, pertumbuhan populasinya meningkat.
Apabila natalitas lebih kecil dari pada mortalitas, pertumbuhan populasinya
menurun.
2.
Natalitas (angka Kelahiran)
Natalitas
atau angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan jumlah individu baru yang
menyebabkan populasi bertambah per satuan waktu. Dengan demikan, meningkatnya
natalitas merupakan faktor pendorong meningkatnya pertumbuhan populasi.
3. Mortalitas (angka
Kematian)
Mortalitas
atau angka kematian adalah angka yang menunjukkan jumlah pengurangan individu
per satuan waktu. Terjadinya kematian merupakan salah satu faktor utama yang
mengontrol ukuran suatu populasi. Populasi organisme pada suatu ekosistem
senantiasa mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang tampak jelas dan
ada pula yang tidak jelas.
4. Bentuk pertumbuhan,
Penyebaran umur dan perkembangan populasi.
Penyebaran umur merupakan
cirri atau sifat penting populasi yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas.
Karena itu suatu populasi menentukan status reproduktif yang sedang berlansung
dari populasi dan menyatakan apa yang dapat diharapkan pada masa mendatang.
Biasanya populasi yang sedang berkembang cepat mengandung sebagian besar
individu – individu muda, populasi yang stasioner memiliki umur yang lebih
merata dan populasi yang menurun akan mengandung sebagian besar individu
–individu yang berumur tua. Jika dikaji lebih dalam maka terdapat tiga umur
ekologi yaitu prereproduktif, reproduktif dan posreproduktif.
5. Perluasan atau
penyebaran populasi.
Perluasan
atau penyebaran populasi adalah gerakan individu – individu atau anak –
anaknya kedalam atau keluar darerah dari populasi. Ada tiga bentuk penyebaran
populasi yaitu sebagai berikut:
Emigrasi yaitu
gerakan keluar atau kepergian individu keluar dari batas – batas tempat
populasi sehingga populasinya berkurang.
Imigrasi yaitu
gerakan kedalam batas – batas tempat populasi, sehingga populasi bertambah.
Migrasi yaitu
berangkat (pergi) dan dating (kembai) secara periodic.
6. Mempunyai sifat – sifat genetic yang berhubungan
secara lansung dengan ekologi, yaitu : beradaptasi, keserasian, reproduktif dan
ketahanan.
C. Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang
hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih
kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya
lebih tinggi dari populasi misalnya dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa
terjadi interaksi antar populasi, tidak hanya antar individu-spesies seperti
pada populasi. Hubungan antar populasi ini menggambarkan berbagai keadaan yaitu
bisa saling menguntungkan sehingga terwujud sutau hubungan timbal balik yang
positif bagi kedua belah pihak (mutualisme). Sebaliknya bisa juga terjadi
hubungan salah satu pihak dirugikan (parasitisme).
Yang harus diperhatikan bila suatu komunitas sudah
terbentuk, maka populasi-populasi yang ada haruslah hidup berdampingan atau
bertetangga satu sama lainnya. Dalam biosistem komunitas ini berasosiasi dengan
komponen non hidup (abiotik) membentuk suatu ekosistem.
v Nama Komunitas
Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan
mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi
nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud
komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati. Cara yang
paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa
sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian
nama komunitas dapat berdasarkan :
1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan,
bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan
jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan
dominan seperti hutan sklerofil
2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas,
seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan,
dll
3. Berdasarkan
sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas.
Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah
tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan
hujan tropik.
v Macam-macam Komunitas
Di alam
terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam
dua bagian yaitu:
1. Komunitas
akuatik, misalnya yang terdapat di laut, danau, sungai, parit atau kolam.
2. Komunitas
terestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di
padang rumput, di padang pasir, dll.
v Struktur Komunitas
1. Kualitatif, seperti
komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas
dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan
jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat.
Densitas
(kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau
persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan
3. Sintesis adalah proses perubahan dalam
komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara
teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai
akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan
waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut
klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut konsep
mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang
lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.
Suksesi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami
gangguan yang berat sekali, sehingga komunitas awal (yang ada) menjadi hilang
atau rusak total, menyebabkan ditempat tersebut tidak ada lagi yang tertinggal
dan akhirnya terjadilah habitat baru.
Suksesi
sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada suksesi primer, perbedaannya
adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya.
Ekologi tersebut mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada
komunitas yang tersisa.
v Interaksi
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi
antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi,
dan antarkomunitas.
ü Interaksi antar organisme
Semua
makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu
akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik
individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain.
Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme
dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi
antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu
antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan
tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral.
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa
(predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat
hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa.
Parasitisme adalah hubungan
antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada
organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat
merugikan inangnya
Komensalisme adalah merupakan hubunganantara dua
organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi
sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak
dirugikan.
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang
berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
ü Interaksi Antarpopulasi
Antara
populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara
langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi
adalah sebagai berikut.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi,
bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya
populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik.
Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur
Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi,
bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan
untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi
kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
ü Interaksi Antar Komunitas
Komunitas
adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas
sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung,
ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton,
fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi
interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran
organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak
hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi
antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon
melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
ü Interaksi Antarkomponen Biotik
dengan Abiotik
Interaksi
antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara
organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam
sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur
atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan
adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini
merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh
maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai
keseimbangan baru.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa:
Populasi adalah semua individu sejenis yang menempati
suatu daerah tertentu.
Suatu organisme disebut sejenis bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
ü Menempati
daerah atau habitat yang sama
ü Mempunyai
persamaan bentuk, susunan tubuh, dan aktifitas
ü Mampu menghasilkan keturunan yang subur, yaitu yang mampu berkembang biak.
· Komunitas
adalah sebagai seluruh populasi yang menempati daerah yang sama. Di daerah
tersebut, antar jenis makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya akan terjadi
interaksi. Kemudian interaksi itu membentuk suatu kumpulan, di mana di dalamnya
setiap individu menemukan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis berharap adanya masukan serta kritik
dan saran dari kawan- kawan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan Kasry, Dkk. 2008. Buku Ajar
Ekologi Perairan. Laboratorium Universitas Riau: Pekanbaru
Sastrawijaya,
A.T., 2000, Pencemaran Lingkungan, Cet. II, Rineka Cipta : Jakarta.
Soeriaatmadja, R.E.,
1989, Ilmu Lingkungan, Edisi ke-IV, ITB : Bandung.
Sipardi, I,
2003, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, Cet. II, Alumni : Jakarta.
Slamet Ryadi. 1981. Ekologi. Usaha
Nasional: Surabaya
Zoer’aini Djamal Irawan. 1996.
Prinsip – Prinsip Ekologi Ekosistem. Sinar Grafika Offset: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar